PENYEBAB INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
(ISPA)
Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhus
dilapisi oleh membran mukosa bersilia (silia = rambut-rambut halus). Udara yang
masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel
debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung,
sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan
silia mendorong lapisan mukosa ke posterior/belakang ke rongga hidung dan ke
arah superior/atas menuju faring.
Secara umum, efek pencemaran udara terhadap
saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan
kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan
akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga
menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di
saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan
bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan
dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
Menurut WHO (World Health Organization =
organisasi kesehatan dunia), pengeluaran lendir atau gejala pilek terjadi pada
penyakit flu ringan disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus
dan/atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama
beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi
pencetus infeksi virus pada saluran napas bagian atas.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah,
bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
ke saluran pernapasannya.
GEJALA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
(ISPA)
Pada umumnya suatu penyakit saluran
pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam
perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin
berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.
Bila sudah dalam kegagalan pernapasan
maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit dengan mortalitas yang lebih
tinggi. Maka, perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan
yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam
kegagalan pernapasan.
Berikut ini adalah tanda bahaya yang
perlu diwaspadai pada seorang penderita ISPA :
- Tanda-tanda bahaya secara umum :
-
Pada sistem pernafasan : napas cepat dan tak teratur,
retraksi/tertariknya kulit ke dalam dinding dada, napas cuping hidung, sesak,
kulit wajah kebiruan, suara napas lemah atau hilang, mengi, suara nafas seperti
ada cairannya sehingga terdengar keras
-
Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat dan
lemah, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah dan gagal jantung.
-
Pada sistem saraf : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
kejang, dan koma.
-
Gangguan umum : letih dan berkeringat banyak.
- Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun : tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor/mendengkur, dan gizi buruk.
- Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan : kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
PENCEGAHAN INSFEKSI SALURAN PERNAFASAN
AKUT (ISPA)
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan
:
- Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
- Imunisasi.
- Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
- Mencegah kontak dengan penderita ISPA.
PENGOBATAN PENDERITA ISPA
I. Mengatasi panas (demam)
- Untuk orang dewasa, diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
- Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan memberikan parasetamol dan dengan kompres.
-
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya,
tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.
-
Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air biasa
(tidak perlu air es).
- Bayi di bawah 2 bulan dengan demam sebaiknya segera dibawa ke pusat pelayanan kesehatan.
II. Mengatasi batuk
- Dianjurkan memberi obat batuk yang aman, yaitu ramuan tradisional berupa jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
- Dapat digunakan obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan, dan antihistamin.
III. Pemberian makanan
- Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah.
- Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
IV. Pemberian minuman
Kekurangan cairan akan menambah parah
sakit yang diderita. Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah, dan
sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak
dan mencegah kekurangan cairan.
V. Lain-lain
- Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam à menghambat keluarnya panas.
- Jika pilek, bersihkan hidung untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.
- Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu yang berventilasi cukup, dengan pencahayaan yang memadai, dan tidak berasap.
- Apabila selama perawatan dirumah keadaan memburuk, maka dianjurkan untuk membawa ke dokter.
- Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, obat yang diperoleh tersebut harus diberikan dengan benar sampai habis.
No comments:
Post a Comment
leave a coment here, please no spam